APA ITU BKM????

Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah lembaga pimpinan kolektif yang representtif, mengakar dan dapat dipercaya oleh masyarakat dalam mengemban amanah warga untuk penanggulangan kemiskinan di wilayahnya. Sebagai sebuah lembaga generik, BKM yang ingin dibangun dalam rangka pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP tersebut adalah kelembagaan yang didasarkan pada ciri-ciri sukarela, keseteraan, kemitraan, inklusif, transparan, akuntabel, demokrasi, kemandirian, otonomi, semangat saling membantu, yang dibentuk, dimiliki, dikelola dan dipertuntukan bagi pemenuhan kebutuhan bersama masyarakat.
Untuk dapat menghasilkan lembaga BKM sebagaimana dimaksud tentunya diperlukan adanya usaha dan kerja sama yang baik antar masyarakat,pemerintah daerah,dan pelaku pnpm lainnya.Keiklhasan dan kerelawanan merupakan langkah dasar dari upaya besar perlawanan terhadap kemiskinan.Dengan adanya pendampingan secara berkala diharapkan tujuan tersebut bisa terarah dan terorrganisir secara baik.Kemandirian bukanlah sebuah impian belaka.mari kita wujudkan bersama


Selasa, 13 Agustus 2013

REKAM JEJAK DAN PROGRES PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN



A.     PENDAHULUAN
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa “lembaga kepemimpinan masyarakat” yang representatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan “program masyarakat jangka menengah dalam penanggulangan kemiskinan” yang menjadi pengikat dalam kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

PNPM Mandiri Perkotaan, selanjutnya disebut PNPM MP berorientasi untuk membangun pondasi masyarakat berdaya dengan sejumlah kegiatan intervensi pada perubahan sikap/ perilaku/cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai universal. Pada tahap berikutnya berorientasi untuk membangun transformasi menuju masyarakat mandiri yang dilakukan melalui sejumlah intervensi pembelajaran kemitraan dan sinergi antara pemerintah, masyarakat dan kelompok peduli setempat dengan berbagai pihak (channelling program) untuk mengakses berbagai peluang dan sumber daya yang dibutuhkan masyarakat. Selanjutanya pada tahap akhir dari transformasi kondisi sosial menuju masyarakat madani, PNPM MP melakukan intervensi di lokasi padat, kumuh dan termiskin dengan melakukan kegiatan khusus. Diharapkan melalui kegiatan tersebut dapat mendorong peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan kualitas lingkungan permukiman yang berkelanjutan.

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten di mulai pada tahun 2007 di dua kecamatan dan 54 desa/kelurahan. Selama kurun waktu tersebut telah terbentuk 54 BKM dan tersusun 54 PJM Pronangkis.

B.      CAPAIAN DAN REFLEKSI PELAKSANAAN PNPM MP TAHUN 2012
1.      Capaian SIM PM 2012
Siklus PNPM Mandiri Perkotaan sebagai alat belajar masyarakat untuk dapat keluar dari kemiskinan dengan dimulai dari perubahan sikap dan prilaku secara kolektif. Sebagai alat belajar memungkinkan semua masyarakat dapat terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi secara partisipatif. Alat belajat tersebut semakin variatif dengan adanya perubahan kegiatan siklus dari lokasi tahun ke-2/3 dan lokasi tahun ke-4 atau siklus dasar dan siklus lanjutan.
Pada lokasi siklus tahun ke-3 keterlibatan warga miskin dalam pertemuan perencanaan dan pengambilan keputusan sebesar 49,6% melebihi PAD 40%. Sedangkan pada lokasi siklus tahun ke-4 keterlibatan warga miskin dalam pertemuan perencanaan dan pengambilan keputusan sebesar 44,9%.  Hal ini menunjukan bahwa partisipasi warga miskin sangat signifikan yang pada akhirnya program yang disusun dan penganggaran berpihak padanya.
Demikian juga keterlibatan perempuan dalam pertemuan perencanaan dan pengambilan keputusan dilokasi siklus tahun ke-3 juga cukup signifikan sebesar 44,9%, sedangkan di lokasi siklus tahun ke-4 sebesar 43%. Keterlibatan perempuan ini harapannya berbanding lurus dengan terakomodasinya program-program yang menyangkut kesejahteraan perempuan dan sensitive gender.
Warga miskin dan perempuan merupakan dua subyek penting dalam memberikan persepsi kemanfaatan program dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Keduanya sangat dekat dengan persoalan kemiskinan, sehingga perencanaan program harus didekatkan dengan mereka. Dan akses pengambilan keputusan yang menyangkut hidup mereka harus dibuka seluas-luasnya.
Jika kedua hal tadi sudah diakses oleh mereka, maka proses pemberdayaan telah berjalan sesuai harapan.
Pada keterlibatan dalam pengambilan keputusan terutama dalam keterpilihan perempuan sebagai anggota BKM juga cukup baik rata-rata sekitar 34%. Indikasi ini harus diimbangi dengan penyokongan kepada perempuan untuk berani menyampaikan aspirasinya.
Capaian siklus pemanfaatan BLM tahun 2012 baik dari sumber APBN maupun APBD telah diserap dan dimanfaatkan oleh masyarakat lewat KSM. Penyerapan dana BLM yang masuk rekening BKM di 54 desa/kel mencapai 100% sedangkan pemanfaatanya untuk kegiatan lingkungan, social dan ekonomi rata-rata sekitar  100% telah dimanfaatkan oleh KSM/masyarakat, sedangkan LPJ KSM mencapai 97%. Kontribusi PNPM MP dan BLM nya memberi pengaruh besar terhadap pengurangan angka kemiskinan berdasarkan data PS-2 sebesar 16%.

2.      Capaian SIM BLM 2013
Sesuai dengan DIPA TA. 2012 No. 0836/033-05.5.01/13/2012, dimana kabupaten Rembang mendapat alokasi BLM sebesar Rp. 5.225.000.000 untuk lokasi 54 kelurahan. Sesuai dengan target dan rencana pencairan ke KPPN dengan formulasi 60% untuk tahap 1 dan 40% untuk tahap 2. Kita telah mencairkan dana BLM tahun anggaran 2012 sebesar 100% sudah masuk rekening BKM. Pada saat ini sedang pemanfaatan BLM tahap 1 dan tahap 2 sudah mencapai 100%. Komposisi pencairan BLM Tahun Anggaran 2012 sebagai mana grafik di bawah.
Sedangkan pemanfaatan BLM 1 dan BLM 2 tahun 2012 untuk kegiatan fisik sudah mencapai 98,01%, untuk kegiatan soaial 100% dan kegiatan ekonomi juga 100%.
Progres pemanfatan BLM tahun 2012, cair ke BKM sudah 100% baik dari DUB maupun DDUB, demikian juga rencana penggunaan dana ( RPD ) sudah 100%. Sedangkan pemanfaatan pada KSM, dana yang cair ke KSM untuk membiayai kegiatan tridaya baru tercapai 100% dan KSM yang sudah menyelesaikan LPJ nya sekitar 97%. Keterlambatan ini ada beberapa factor salah satunya memasuki musim penghujan mengakibatkan untuk pekerjaan fisik terhambat padahal alokasi BLM terbesar terserap pada kegiatan infrastruktur
3.      Capaian Kegiatan TRIDAYA dan Audit Keuangan BKM
a.       Infrastruktur
Kegiatan infrastruktur yang telah dilakukan dalam periode Tahun Anggaran 2012 adalah :
Ø Keterlibatan Perempuan dalam KSM
KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) adalah kumpulan orang/masyarakat yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama. Pada Tahun Anggaran 2012 dari 52 desa dampingan, terbentuk 156 KSM dengan jumlah total anggota KSM 1819 orang, terdiri dari 1138 laki-laki dan perempuan 681, sehingga prosentase keterlibatan perempuan dalam keanggotaan KSM mencapai rata-rata 37%.
Ø Penerima Manfaat Kegiatan Infrasrtuktur
Dari setiap jenis kegiatan lingkungan yang diusulkan harus diidentifikasi jumlah penerima manfaat warga miskin. Pada Tahun Anggaran 2012, dari  156 KSM yang terbentuk teridentifikasi total penerima manfaat 4486 KK diantaranya terdapat 3181 KK miskin atau mencapai 71% dari total yang menerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan Lingkungan adalah warga miskin, hal ini menunjukan sarana/prasarana yang telah dibangun tepat sasaran.
Ø Jenis Kegiatan Sarana dan Prasarana
Untuk pemanfaatan dana BLM Kegiatan Lingkungan berfokus pada pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana dasar di masyarakat khususnya masyarakat yang terletak di kawasan miskin dan kurang mampu, untuk jenis sarana dan prasarana yang di danai BLM PNPM MP dapat dilihat di grafik berikut.

Ø  Swadaya Masyarakat Sarana/prasarana yang dibangun melalui dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan merupakan prioritas kebutuhan masyarakat yang direncanakan,dilaksanakan,dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh masyarakat. Oleh karena itu maka PNPM MP mendorong sebesar-besarnya kegiatan dilaksanakan secara swadaya / gotong-royong.
Pada tahun Anggaran 2012, 54 desa dampingan menerima total dana BLM PNPM-MP untuk kegiatan infra sebesar Rp 2.634.700.000,- dan rencana swadaya Rp.641.181.000, sedangkan untuk dana BLM kegiatan infra tahap II sebesar Rp. 1.040.300.000 dan rencana swadaya Rp.271.502.000

b.       Sosial

Rekap Kegiatan Sosial   Tahun 2012
No
Jenis Kegiatan/Kategori
BLM (APBN)
Swadaya
APBD
Total dana
1
Pengadaan Listrik KK Miskin
319,500,000
31,180,000
0
350,680,000
2
Pengadaan Jamban Keluarga
329,600,000
49,894,000
0
379,494,000
3
Bidang Pendidikan
21,000,000
2,382,000
0
23,382,000
4
Bidang Kesehatan
57,600,000
13,833,000
5,000,000
76,433,000
5
Keterampilan/Pelatihan
106,000,000
20,440,000
0
126,440,000
6
Lain-lain
333,900,000
46,401,000
30,000,000
410,301,000
Total pendanaan
1,167,600,000
164,130,000
35,000,000
1,366,730,000

c.        Ekonomi ( MK – KM )














Audit keuangan BKM pada tahun anggaran 2012 telah dilakukan oleh KAP TARMIDZI ACHMAD dengan opini WAJAR TANPA PENGECUALIAN dan juga keuangan BKM tahun 2012 telah di audit oleh Inspektorat daerah ( ITDA ) dengan opini WAJAR TANPA PENGECUALIAN dengan audit sebagai berikut :
a.        Aspek Keuangan
b.       Aspek pengendalian Intern
c.        Aspek Kepatuhan terhadap ketentuan serta operasional / kinerja program.

4.      Kendala dan Tantangan
1.       Menurunnya semangat kerelawanan
2.       Menurunnya keswadayaan masyarakat
3.       Dukungan aparat kelurahan kurang maksimal
4.       Belum ada integrasi perencanaan di tingkat masyarakat
5.       BKM belum membangun jejaring kemitraan dalam nangkis.

C.      RENCANA PELAKSANAAN PNPM MP 2013
1.       Rekam Jejak BLM PNPM Mandiri Perkotaan
TAHUN
APBN (Rp)
APBD  (Rp)
APBN-P  (Rp)
TOTAL  (Rp)
2007
9,625,000,000
775,000,000
0
10,400,000,000
2008
160,000,000
40,000,000
0
200,000,000
2009
6,960,000,000
1,740,000,000
0
8,700,000,000
2010
2,920,000,000
730,000,000
0
3,650,000,000
2011
2,530,000,000
1,495,000,000
3,065,000,000
7,090,000,000
2012
5,225,000,000
300,000,000
0
5,525,000,000
2013
6,626,250,000
428,750,000
0
7,055,000,000
Jumlah
34,046,250,000
5,508,750,000
3,065,000,000
35,565,000,000


TH
Σ KEL/DESA
APBN (Rp)
APBD  (Rp)
APBN-P  (Rp)
TOTAL  (Rp)
2007
49 (Lokasi Baru 2007)
9,625,000,000
775,000,000
0
10,400,000,000
2008
1 (Sumbergirang)
160,000,000
40,000,000
0
200,000,000
2009
54 ( Kec. Rembang & Lasem )
6,960,000,000
1,740,000,000
0
8,700,000,000
2010
34 (Kec. Rembang)
2,920,000,000
730,000,000
0
3,650,000,000
2011
54 ( Kec. Rembang & Lasem )
2,530,000,000
1,495,000,000
3,065,000,000
7,090,000,000
2012
54 ( Kec. Rembang & Lasem )
5,225,000,000
300,000,000
0
5,525,000,000
2013
54 ( Kec. Rembang & Lasem )
6,626,250,000
428,750,000
0
7,055,000,000

J U M L A H
34,046,250,000
5,508,750,000
3,065,000,000
35,565,000,000

2.       Rencana Penyerapan Dan Pemnafaatan BLM Tahun 2013

No
Uraian Kegiatan
APBN
APBD
TOTAL
Rp
Rp
Rp





1
Kegiatan Lingkungan
5,444,950,000
428,750,000
5,873,700,000
2
Kegiatan Sosial
203,300,000

203,300,000
3
Kegiatan Ekonomi
145,500,000
0
145,500,000
4
BOP BKM
292,500,000
0
292,500,000
5
Pelatihan Masyarakat
540,000,000

540,000,000

Jumlah
6,626,250,000
428,750,000
7,055,000,000




lebih rinci......